Rabu, 17 Februari 2016
Akankah
Perjalanan panjang penuh liku
Sendiri, tiada yang tahu
Tak ada penanda bahwa aku pernah hadir di sana
Akankah terhapus tanpa pernah tercatat waktu?
Selasa, 09 Februari 2016
Menyunting Mimpi
Bagaimana bisa kau tahu apa mimpiku, jika aku sendiri bahkan telah lupa.
Jadi berhentilah untuk sok tahu.
Biarkan sejenak kubermimpi, untuk nantinya kupilih yang sesuai dengan yang kuinginkan.
Ini mimpiku, bukan mimpimu
Jadi tak perlu meminta untuk menyunting mimpiku.
Senin, 08 Februari 2016
Hanya Angin
Cemara bergoyang lagi, mengangguk-anggukkan rantingnya seirama belaian angin.
Aku hanya bisa resah memandang sayu atas apa yang ada di hadapanku.
Tak ada lagi yang perlu dikejar.
Kutahu angin pasti segera berlalu.
Sesegera ia datang, sesegera itu pula ia berlalu
Minggu, 07 Februari 2016
Cuma Cerita Sedih
Sedih, cuma itu kontribusi yang bisa kuberikan atas air mata yang tertumpah.
Aku hanya menyimak tanpa kata.
Mendengar cerita sedih di sela sedu sedan yang tertumpah.
Tak ada yang menyangka jika wanita setengah renta itu adalah seorang ibu dari anak yang menjelang remaja.
Seorang ibu yang harus berjuang sendiri untuk mencukupi kebutuhan anak semata wayangnya.
Anak yang sangat dicintainya tetapi telah melukai hatinya.
Lagi-lagi terdengar keluhan atas ketidakbisaannya menghadapi kelakuan si anak.
Apa lagi yang harus dilakukan untuk membuat si anak mau sekolah?
Ya, si anak memilih mogok sekolah.
Giliranku untuk mengusap dada.
Lagi, dan lagi, ada saja orang tua yang menangisi ketidakmauan si anak untuk sekolah.
Dan minggu ini sudah ada dua anak yang memilih untuk tidak bersekolah.
Langganan:
Postingan (Atom)